SUARA CIANJUR ■ Cemas, tegang, gelisah serangkaian rasa yang dialami mahasiswa, khususnya mereka yang akan menghadapi sidang skripsi. Siang ini pelaksanaan sidang skripsi tengah berlangsung di kampus pelopor literasi Indonesia, STKIP PGRI Ponorogo. Sidang dimulai tepat pukul 13.00 WIB. Raut wajah gelisah tergambar pada sebagian besar mahasiswa.
“Semoga dilancarkan dan mendapat hasil yang terbaik,”ungkap Nanang salah satu mahasiswa prodi PBSI (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) ditengah kegelisahannya menunggu giliran memasuki ruang sidang (1/8/2019).
Suasana begitu hening, semua tampak gelisah dan cemas menunggu giliran. Sidang skripsi bukan menjadi penghujung dari puncak perjuangan mereka selama empat tahun menempuh pendidikan di bangku perkuliahan. Justru inilah titik tertinggi bagi mereka memaknai setiap kenikmatan arti penting sebuah perjuangan.
Sutejo, salah satu dosen pembimbing dan penguji menampakkan raut wajah yang berlawanan dengan para mahasiswa. Keluar dari mobil yang dikendarainya, tampak beliau membawa beberapa buku hasil karyanya.
“Saya akan menghadiahkan buku bagi mahasiswa yang berhasil menjawab pertanyaan dari penguji dengan tepat, tutur beliau di depan ruang sidang.
Seketika para mahasiswa terkejut, baru kali ini menjumpai di ruang sidang ada dosen penguji yang membagi doorprize. Hal tersebut sebagai salah satu pemicu semangat mahasiswa supaya menyuguhkan presentasi terbaiknya.
“Sungguh luar biasa bukan, bapak tidak hanya dosen pembimbing kami, tetapi guru kehidupan bagi kamu, suatu kebahagiaan dibimbing oleh beliau,” ungkap Netty salah satu mahasiswa bimbingan Dr. H. Sutejo, M.Hum. Sidang skripsi yang terkesan menegangkan sejenak sirna.
Semua berkeinginan bisa membawa pulang buku Senarai Aforisme Seorang Ayah, karya Sutejo yang menghadirkan ragam pesan kehidupan seorang ayah kepada anak dan menantu.
Buku ini pada awalnya digunakan sebagai sovenir saat pernikahan putrinya. Setelah mahasiswa sibuk mempelajari beragam teori terkait penelitian, kini usai sidang mereka akan sibuk mempelajari dan memaknai ragam pesan berharga bagi semua orang yang akan menikah maupun yang telah menikah yang terkemas dalam buku tersebut.
Judul dan hasil skripsi para mahasiswa sangat luar biasa. Berkat bimbingan dari para dosen yang profesional mampu menghantarkan mereka menuju sidang pertanggungjawaban suatu penelitian. Sangat disayangkan jika hanya menjadi salah satu karya tulis akademik yang hanya ditumpuk di meja.
“Bersama mahasiswa saya siap mendampingi mereka untuk mengembangkanya menjadi sebuah karya, salah satunya menjadi sebuah essay yang nantinya akan dibukukan dan launching di momen terindah,” ungkap Sutejo yang ditemui usai kegiatan sidang skripsi.
Ini sebagai pembuktian bahwa STKIP PGRI Ponorogo tidak hanya mencetak guru profesional saja, tetapi juga mahir menulis karya. (Segenap Mahasiswa Bimbingan Dr. H. Sutejo, M.Hum/ STKIP PGRI Ponorogo).