SUARA CIANJUR ■ PT Pertamina (Persero) memastikan pasokan bahan bakar minyak (BBM) aman setelah kebakaran di kilang Balongan, di Kabupaten Indramayu. Namun, pihaknya belum mengetahui penyebab kebakaran yang terjadi pada Senin (29/3) dini hari.
Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati memastikan pasokan bahan bakar minyak (BBM) aman terutama untuk wilayah Cikampek dan DKI Jakarta menyusul kebakaran hebat di kilang minyak Pertamina di Balongan, Indramayu, pada Senin (29/3) dini hari.
Dalam konferensi pers virtual, Senin (29/3), Nicke menjelaskan kebakaran tidak mengenai bagian utama kilang Balongan.
“Jadi, kebakaran di daerah tangki saja. Kami tentu berharap bahwa kilang segera bisa dioperasikan kembali setelah berhasil melakukan pemadaman, sehingga tidak ada kendala pasokan suplai ke masyarakat. Kami mohon masyarakat tidak perlu panik,” jelasnya.
Direktur Logistik dan Infrastruktur PT Pertamina Mulyono menegaskan kondisi stok BBM nasional tetap aman meski terjadi kebakaran di kilang Balongan.
Mulyono memerinci stok bensin nasional saat ini tersedia 10,5 juta barel cukup untuk pemakaian sekitar 27-28 hari ke depan, dengan tingkat konsumsi 62.500 kilo liter per hari. Solar tersedia 8,8 juta barel dan cukup untuk 20 hari ke depan, sedangkan stok avtur sekitar 3,2 juta barel bisa untuk 74 hari konsumsi.
“Jadi sekali lagi tidak perlu panik karena stok sangat banyak dan ini juga dipengaruhi kondisi belum sepenuhnya normal. Jadi konsumsi juga belum begitu baik, jadi stok sangat tinggi,” ungkapnya.
Untuk mengantisipasi agar tidak menjalar ke area lain, Pertamina sudah melakukan normal shutdown atau penghentian sementara operasi kilang.
Mulyono memperkirakan kilang Balongan akan kembali beroperasi secara normal dalam waktu empat hingga lima hari ke depan. Kekurangan produksi dari kilang Balongan akan ditutupi dengan pasokan dari kilang Cilacap, dan kilang Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI).
“Karena kilang Cilacap bisa dinaikkan produksinya sampai 300 ribu barel, sedangkan TPPI itu bisa sampai 500 ribu barel,” katanya, seperti disitat dari VOA.
Penyebab Kebakaran
Hingga kini, Pertamina belum mengetahui penyebab kebakaran yang terjadi di tangki T301 kilang Balongan, pada Senin (29/3) pukul 00.45 WIB.
“Sampai saat ini kami masih melakukan investigasi dibantu oleh pihak berwenang. Fokus kami adalah untuk menyelesaikan kondisi darurat di lapangan,” kata Nicke.
Lanjutnya, Pertamina saat ini telah berkoordinasi dengan pihak lain untuk memadamkan api. Saat ini, api kebakaran di kilang Balongan telah dapat dilokalisasi di dalam bundwall atau dinding penahan.
“Jadi di sekitar tangki ada tanggul dan api sudah bisa kami lokalisasi di sana. Untuk pemadaman kami menggunakan foam (busa.red)ke perimeter bundwall dan juga ke pusat api. Kami pastikan bahwa api tidak akan menjalar ke area lain,” ungkap Nicke.
Pertamina juga melakukan pendinginan di area sekitar agar api tidak menjalar ke daerah lain.
Senior Vice President Corporate Communication and Investor Relations Pertamina, Agus Suprijanto dalam rilis terpisah, Senin (29/3), mengatakan Pertamina telah mengerahkan 10 mobil pemadam kebakaran, yang terdiri dari Pertamina Pusat, Pertamina EP, Pertamina Region Jawa Bagian Barat, dan Politama serta instansi terkait yang membantu dari Pemda Cirebon dan Indramayu.
Korban Luka
Sementara itu, korban luka sudah ditangani oleh tim medis, bahkan sebagian sudah kembali ke rumah masing-masing.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar melaporkan terdapat 15 korban luka ringan dan enam orang mengalami luka berat akibat kebakaran di kilang Balongan. Akibat kebakaran itu, 1.000 warga sekitar kilang minyak mengungsi ke tiga titik pengungsian.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Jabar, Dani Ramdan, mengatakan kepada VOA, pihaknya masih terus melakukan penanganan dampak kebakaran di kilang minyak Balongan.
Kilang Balongan adalah kilang keenam dari tujuh kilang yang dimiliki oleh PT Pertamina (Persero). Kilang yang beroperasi sejak 1994 memiliki kapasitas pengolahan minyak mentah sebesar 125 ribu barel per hari and memasok BBM untuk wilayah Jakarta dan Jawa Barat. (**)