SUARA CIANJUR | CIANJUR - Dibalik prestasi aparat kepolisian Cianjur dalam memberantas Narkoba, ada setitik tinta merah yang terhimpun di lapangan berdasarkan hasil investigasi tim Logika News. Rabu, (2/8/2023).
Meski, bukan jenis Narkoba, nyatanya obat-obatan keras atau obat terlarang masih menjamur menghiasi sudut Kota Tatar Santri.
Keberanian para pengedar untuk berjualan obat-obatan pun tak semata-mata hanya mengandalkan nyali, namun ada dugaan beking di balik bisnis tersebut. Jum'at, (4/8/2023).
Setoran dengan nominal jumlah tertentu pun disebut-sebut memuluskan para pengedar untuk lebih eksis bertransaksi. Tak jarang kios obat-obatan dibalut sedemikian rupa agar tak terlihat mencolok.
Salah satu Kios di Ramayana coba didatangi oleh Tim Logika News justru disamarkan menjadi kios ayam dan bersebelahan dengan kios pedagang ayam lainnya.
Berdasarkan keterangan narasumber yang enggan disebutkan namanya, tak jarang para penjual pun diduga menjadi alat permainan oknum aparat yang membekingi disamping punya kewajiban menyetor dengan jumlah nominal tertentu.
“Komitmen melindungi kami-kami yang berjualan obat-obatan terlarang, tetapi karena ada sesuatu hal malah ditangkap, kemudian harus mengeluarkan uang tebusan dengan nominal fantastis,” kata dia, Rabu, (02/07/2023).
Akan tetapi pernyataan itu, berbanding terbalik dari statemen Kapolres Cianjur AKBP Aszhari yang justru meminta semua pihak ikut andil dalam memberantas narkoba dan obat-obatan terlarang dan mengindikasikan tak hanya menjadi tugas kepolisian saja.
“Dalam peredaran narkoba kami tentunya membutuhkan bantuan semua pihak, tokoh masyarakat, tokoh agama, pemuda dan masyarakat lainnya untuk melakukan pengawasan,” kata AKBP Aszhari.
(Ark)
Sumber: Logikanews
