Jalur komunikasi dan sebagian besar internet di Gaza putus. Hamas sebut hal itu imbas serangan besar-besaran Israel di Gaza utara. (AFP/Menahem Kahana) |
SUARA CIANJUR | GAZA - Pemerintah Hamas mengatakan Israel telah "memutus jalur komunikasi dan sebagian besar internet di Jalur Gaza" pada Jumat (27/10). Pemutusan tersebut terjadi dalam pekan ketiga perang Israel dan Hamas.
Kantor media pemerintah Hamas menuduh Israel mengambil tindakan tersebut "untuk melakukan pembantaian dengan serangan balasan berdarah dari udara, darat dan laut," ketika serangan besar-besaran melanda Gaza utara.
Wartawan AFP di Gaza mengonfirmasi mereka hanya dapat berkomunikasi di wilayah terbatas karena di situ baru dapat terhubung dengan jaringan Israel di seberang perbatasan. Minggu, (29/10/2023).
Penyedia telekomunikasi Palestina Jawwal mengumumkan "penghentian total semua layanan komunikasi dan internet" di wilayah tersebut. Mereka menyatakan hal tersebut dikarena serangan terbaru Israel.
"Pemboman besar-besaran dalam satu jam terakhir menghancurkan semua rute internasional yang tersisa yang menghubungkan Gaza dengan dunia luar," tulis Jawwal di halaman Facebook-nya.
Pemantau internet global NetBlocks melaporkan "runtuhnya konektivitas di Jalur Gaza yang berdampak besar pada Paltel," pemilik Jawwal, mengutip data jaringan langsung.
"Perusahaan ini adalah operator besar terakhir yang memasok layanan karena konektivitas menurun di tengah pertempuran yang sedang berlangsung dengan Israel," tulis NetBlocks di X atau Twitter.
Bulan Sabit Merah Palestina, melalui media sosial, juga menyatakan hilang kontak dengan tim mereka di Gaza. Mereka menyatakan gal itu dikarenakan pihak berwenang Israel memutus jalur komunikasi, telepon, dan internet di sana.
"Kami benar-benar kehilangan kontak dengan ruang operasi di #Gaza Strip dan semua tim kami yang beroperasi di sana karena pemerintah Israel memutus semua komunikasi telepon rumah, seluler, dan internet," tulis mereka di X.
"Kami sangat prihatin dengan kemampuan tim kami untuk terus memberikan layanan medis darurat mereka, terutama karena gangguan ini mempengaruhi nomor darurat pusat '101' dan menghambat kedatangan kendaraan ambulans untuk korban luka dan terluka."
Terpisah, juru bicara militer Israel Daniel Hagari mengatakan operasi darat Israel akan semakin meluas. Hal itu disampaikan seiring dengan semakin intensifnya pengeboman di daerah kantong itu malam ini.
Hagari menyatakan penduduk Gaza, terutama di bagian utara, harus pindah ke selatan meski serangan udara Israel juga terus berlanjut di sana.
"Kami melakukan operasi darat di Gaza tengah sebagai bagian dari persiapan perang yang akan datang," kata Hagari sambil mengatakan serangan pertama menargetkan Gaza utara.
"Kami akan melanjutkan serangan ke Gaza dan sekitarnya," pidato Hagari di televisi seperti diberitakan AFP.
(Red)
Sumber: CNN Indonesia