SUARA CIANJUR | MANDE - Hidup nyaman dikelilingi keluarga yang menyayangi sepenuh hati serta tempat tinggal yang layak huni merupakan impian semua orang hidup dimasa tua.
Impian tersebut di impikan juga oleh Nenek Fatimah (73) tahun warga Kp. Serang RT. 01/02 Desa Bobojong Kecamatan Mande Kabupaten Cianjur.
Sa'at diwawancarai awak media di gubuk reyotnya, Nenek Fatimah yang nampak sedang tidak enak badan, sakit- sakitan, menuturkan perjalanan hidupnya.
"Sadayana oge hoyong hirup senang Jang, semua orang tentu berharap hidup tenang nak," ujarnya dalam bahasa Sunda. Rabu, (29/11/2023).
"Nenek punya anak 2 tapi jauh, keadaan ekonominya tak jauh beda dengan Nenek," tambah Fatimah masih dengan logat Sunda.
Kemudian awak media bertanya kepada Nenek Fatimah, harapan nenek kedepan seperti apa.
"Diumur segini nenek tidak ingin apa- apa, hanya ingin hidup nyaman, tenang, tubuh nenek sudah ngak kuat untuk bekerja, tapi kalau tidak bekerja dapat biaya hidup darimana," ucapnya lirih berkaca- kaca.
Pekerjaan nenek apa, untuk menutupi kebutuhan hidup sehari- hari nenek darimana, tanya awak media kepada Nenek Fatimah.
"Teu tangtu Jang, tidak menentu nak, kadang kuli ngored, sakuli- kuli we di kebon Jeung sawah Batur, bekerja apa aja disuruhnya sama yang punya sawah dan kebun," jawabnya sambil meringis punggungnya sakit.
Perempuan jompo kelahiran 1950 silam tersebut kembali menuturkan keadaan hidupnya:
"Kadang mun tipeuting hoyong kajamban sok apay- apayan kaluar, da kumaha atuh teu jambanan bumina, kalau tengah malam pengen ke wc agak repot soalnya rumah nenek tidak ada wcnya," imbuhnya dalam bahasa Sunda.
Terpisah, Kang Ajo (48) tahun, tetangga nenek Fatimah, kepada awak media mengungkapkan:
"Iya Pa, kehidupan emak Fatimah (pikarunyaeun) menyedihkan," ujarnya.
"Kita bersama ketua erte sering bantu beliau, tapi keadaan kami pun tak jauh beda dengan beliau," ucapnya.
Lanjut Kang Ajo; "Kita patungan, gotong royong nambal dan benenah rumahnya beliau, bahkan kita sudah upayakan minta bantuan pemerintah tapi sampai sa'at ini belum ada kejelasan," imbuhnya.
"Sebetulnya kita ingin berbuat banyak kepada emak Fatimah, tapi kita tidak bisa berbuat apa- apa." Pungkas Kang Ajo.
Warga setempat sangat ingin membantu kehidupan nenek Fatimah, namun karena keterbatasan banyak hal, serta minimnya pengtahuan akses, warga tak bisa berbuat banyak.
(Lubis)