SUARA CIANJUR | BOGOR - Menteri Agraria dan Tata Ruang Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/Kepala BPN), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) diduga dibohongi bawahannya sa'at kegiatan penyerahan sertifikat redistribusi dan kegiatan penanaman pohon dalam rangka memperingati hari bumi sedunia di Desa Cibedug, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, pada Senin, (22/4).
Berdasarkan penulusuran awak media dari beberapa sumber, pelaksanaan Redistribusi tanah untuk masyarakat tani penggarap sudah dilaksanakan pada tahun 2016, namun kini terungkap tanah redistribusi tersebut diduga sudah di over alihkan kepada pihak lain/tuan tanah.
Berdasarkan informasi yang didapat dari beberapa sumber, pihak panitia kegiatan penanaman pohon yang sepenuhnya dari pegawai Pertanahan, bekerjasama dengan kelompok tani Desa Cibedug, diduga mengkoordinir warga bayaran untuk berpura-pura menjadi penggarap di lokasi eks lahan Hak Guna Usaha (HGU) PT Rejo Sari Bumi (RSB). Jum'at, (26/4/2024).
Terkuaknya isu warga bayaran yang di desain untuk menjadi penggarap, setelah usainya kegiatan penanaman pohon di lahan milik Hj. ER sesuai dengan papan plang nama di lokasi tersebut.
Sejumlah warga yang memakai kaos putih bertuliskan ATR/BPN mendatangi para panitia kegiatan di Land Euh, Padang Sabana. Mereka berkumpul diduga untuk meminta bayaran kepada panitia karena sudah berperan menjadi para penggarap di eks lahan HGU PT RSB.
"Saya mah tidak punya lahan garapan, Sekarang saya hanya diminta untuk mengaku sebagai penggarap saja oleh panitia kegiatan. Makanya saya dan warga lain yang memakai kaos putih ini, mau meminta bayaran yang dijanjikan pantia," kata salah seorang warga Desa Cibedug berambut putih saat mendatangi panitia kegiatan.
Dugaan Menteri AHY dibohongi bawahannya, semakin kuat setelah tokoh masyarakat Desa Cibedug, H. Damang Siregar mengatakan, semua lahan garapan di Desa Cibedug, sudah di over alih para penggarap setempat. Sehingga, lahan garapan di wilayah Cibedug tidak dipergunakan untuk berkebun atau bercocok tanam.
"Kalau tidak percaya, lihat saja ke Desa Cibedug. Semua lahan garapan di sana tidak ada untuk berkebun, seperti menanam sayuran maupun pertanian," ungkapnya.
Damang pun menilai kegiatan penanaman pohon hanya sebatas seremonial saja. Pasalnya, panitia penanaman pohon melaksanakan kegiatannya bukan di atas lahan milik para penggarap, melainkan lahan milik Hj. ER.
"Bagaimana kalau pemilik mau menggunakan lahan yang ditanami pohon tersebut, untuk kepentingan pribadi, misal lahan itu akan dijadikan bangunan, baik villa atau tempat usaha," ucapnya.
Terpisah, Kepala Desa (Kades) Cibedug, Deni Setiawan mengaku tidak tahu menahu dalam kegiatan penanaman pohon. Alasannya, karena semua kegiatan dilaksanakan pihak ATR/BPN bersama para kelompok tani.
"Saya juga pusing saat ketua rukun wilayah (RW) datang dan minta bertanggungjawab. Padahal semua itu atas perintah pihak ATR/BPN," imbuhnya.
Sementara, Kepala Kantor ATR/BPN Cibinong, Yuliana tidak bersedia di wawancara usai kegiatan penanaman pohon. Sambil berlalu, wanita berhijab tersebut mempersilahkan kepada media untuk datang ke Kantor ATR/BPN di Jalan Tegar Beriman, Kelurahan Pakansari, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor.
"Nanti saja ," ucapnya sambil berlalu pergi. Pada, (22/4).
Fakta over alih lahan redistribusi eks RSB semakin menguat pasca tim investigasi Agraria Institute Korda Bogor menemukan sejumlah nama oknum pejabat, perusahaan, Kades yang terlibat dalam oper alih lahan tersebut, bahkan bangunan yang telah berdiri dilahan redistribusi itu milik salah satu oknum pejabat.
"Sudah kami temukan beberapa nama oknum pejabat di lahan tersebut", ucapnya singkat.
(Red)