 |
| Konflik antara Iran dan Israel bisa memicu respons sekutu dua negara tersebut. Ilustrasi. (REUTERS/Christophe Van der Perre). |
SUARA CIANJUR | JAKARTA - Konflik antara Iran dan Israel bisa memicu respons sekutu dua negara tersebut. Siapa saja yang mungkin terlibat?
Dikutip dari CNN Indonesia, Sekutu terpenting Iran adalah milisi Syiah di Lebanon, Irak, Suriah, dan Yaman yang didukungnya dengan uang, senjata, dan pelatihan. Senin, (15/4/2024).
Milisi Hizbullah Lebanon akan memainkan peran yang paling signifikan. Hizbullah telah bertempur berulang kali dengan Israel dan secara teratur menembakkan rudal, mortir, dan roket ke Israel utara sejak perang pecah pada Oktober antara Israel dan kelompok militan Palestina yang didukung Iran, Hamas.
Menurut intelijen Israel, gudang senjata Hizbullah memiliki lebih dari 70 ribu roket dan rudal, termasuk rudal jarak jauh dan rudal berpemandu presisi.
Dikutip dari Straits Times, satu-satunya sekutu Iran dalam bentuk negara di Timur Tengah adalah Suriah. Sayangnya, pemerintahan Presiden Bashar al-Assad tidak mungkin bisa membantu, karena masih berjuang untuk menguasai seluruh negeri setelah pecahnya perang saudara pada 2011.
Di Eropa, Iran memiliki hubungan baik dengan Rusia. Namun, perang Rusia dengan Ukraina kemungkinan akan membatasi kemampuan Rusia untuk membantu. Di Asia, Iran punya hubungan yang cukup erat dengan China.
Di sisi lain, Israel memiliki Amerika Serikat (AS) di sisinya. AS telah mempercepat pengiriman amunisi ke Israel untuk membantunya memerangi Hamas.
Kemudian, di antara pasukan AS di wilayah Timur Tengah terdapat dua kapal perusak angkatan laut yang bergerak ke Mediterania timur pada awal April, yakni USS Carney dan USS Arleigh Burke. Kedua kapal tersebut mampu melakukan pertahanan udara.
Namun, AS baru-baru ini menegaskan pihaknya tidak akan ikut terlibat dalam serangan balasan Israel terhadap Iran. Hal ini diungkapkan secara langsung oleh Presiden AS Joe Biden ke Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
(Ark)
