SUARA CIANJUR | BOGOR - Ketua LSM Orbit Nusantara H Amir, mendesak Kejaksaan Negeri (Kejari) Cibinong segera bertindak atas kasus dugaan kegiatan belajar mengajar (KBM) fiktif di SMP Global Technology 25 yang berlokasi di Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor karena terindikasi memanipulasi dana BOS yang merugikan keuangan negara.
" Kejari Cibinong harus segera bertindak. Siapapun yang terlibat harus diproses hukum baik pihak sekolah ataupun oknum di Disdik Kabupaten Bogor bilamana terbukti ada keterlibatan," ungkapnya, Sabtu (20/07/2024).
Menurut dia, proses pencabutan izin operasional SMP Global Technology 25 oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) bisa dijadikan pedoman Kejari Cibinong untuk memeriksa Muhamad Ridwan selaku kepala sekolah, Muhamad Fahmi sebagai operator data dan mengurus Yayasan di sekolah tersebut.
" DPMPTSP melakukan proses pencabutan izin operasional, setelah ada laporan dari Dinas pendidikan (Disdik) terkait dugaan KBM fiktif sehingga terindikasi adanya penyalahgunaan dana BOS dari tahun 2019 hingga 2023," imbuhnya.
Sebelumnya, Kepala DPMPTSP Kabupaten Bogor, Irwan Purnawan mengaku telah memproses pencabutan izin operasional SMP Global Technology 25 di Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk. Hal itu dilakukan, setelah menerima surat laporan dari Disidik atas dugaan KBM fiktif dan terindikasi adanya penyalahgunaan dana BOS.
" Alasan kita cabut karena ada surat pelimpahan dari Disdik serta adanya laporan tidak adanya murid, namun dapodik di SMP swasta ini masih aktif serta terus menerima dana BOS. Maka dari itu saat ini sedang kita segerakan pencabutan izin operasionalnya,” kata Irwan.
Sementara itu, Nur selaku pengurus Yayasan SMP Global Technology 25 mengaku sudah menerima panggilan dari Disdik Kabupaten Bogor, namun disaat memenuhi panggilan bersama kepala sekolah (Muhamad Ridwan,red) tidak ada satupun stap di Disdik yang menemui mereka. Ia juga mengklaim memiliki data siswa dan laporan lengkap penggunaan dana BOS yang diterima.
" Saat ke Disdik tidak ada satupun yang menemui kami. Yang menjabat sebagai Plt Kepsek adalah suami saya Muhamad Ridwan bekerja sebagai satpam di Jakarta," jelasnya.
Ia juga menuturkan, hingga saat ini pihak Yayasan SMP Global Technology 25 belum mengembalikan dana BOS yang diterima sejak 2019 hingga 2023 meskipun diduga sudah melakukan manipulasi dana BOS karena dugaan KBM fiktif.
"Darimana harus mengembalikan uang itu, kalau memang harus berurusan dengan hukum ya kami siap," tandasnya.
(RFS)