Foto: Dok. (SC). Mayjen TNI (Purn) Tatang Zaenudin (Kaos bertuliskan urang sunda) Dalam satu kegiatan mendorong kemajuan pertanian Indonesia |
SUARA CIANJUR | JAWA BARAT - Meski lahan pertanian di Indonesia sangat luas tetapi untuk pemenuhan beras dalam negeri masih mengandalkan impor dari negara lain.
Kondisi tersebut semestinya menjadi perhatian khusus pemerintah untuk lebih proaktif lagi terhadap petani, agar hasil panen petani bisa lebih jauh meningkat.
Hal tersebut di sampaikan Pembina Gerakan Pilihan Sunda Mayjen TNI (Purn) Tatang Zaenudin kepada awak media Suaracianjur.com.
Kemudian, ia juga mengatakan. Indonesia sebagai negara agraris memiliki sejarah panjang dalam produksi dan konsumsi beras, meski memiliki potensi besar dalam pertanian. Indonesia terpaksa harus menerima impor beras dari negara lain.
"Kondisi tersebut harus dijadikan evaluasi bagi pemerintah, karena dahulu Indonesia pernah berhasil melakukan swasembada beras," ungkapnya Minggu (13/10/2024).
Lebih lanjut Ia menegaskan, faktor lain yang menghambat petani adalah Sulitnya Mendapatkan Pupuk, jika adapun harganya Mahal.
"Ironisnya ketika panen raya tiba pemerintah malah mengambil kebijakan import beras, yang mengakibatkan kerugian bagi petani, dampak dari kebijakan yang tidak pro tesebut harga gabah menjadi anjlok," tandasnya.
"Jika kebijakan terus seperti itu bagaimana para petani mau sejahtera, yang ada para mafia dan tengkulak semakin kaya raya," sambungnya.
Lanjut Jenderal Tatang; "Kami berharap Pemerintah Membuat suatu kebijakan yang memudahkan akses mendapatkan pupuk dengan harga yang murah dan langsung ke petani, tidak melalui rangkaian aturan jelimet yang sangat menyulitkan petani," tegasnya.
"Karena sebenarnya pupuk itu sangat berlimpah tapi ijin pemasarannya yang dihambat," imbuhnya.
Ia sangat berharap petani Indonesia dapat sejahtera, di kawal dengan kebijakan pemerintah yang pro petani.
"Kedepannya mudahan mudahan ada suatu kebijakan dari pemerintah yang menguntungkan para petani, petani itu harus di sejahterakan," harapnya.
Lebih lanjut Tatang menjelaskan salah satu faktor lain yang penghambat produksi pertanian non kebijakan yaitu faktor alam.
"Adanya perubahan iklim sangat berpengaruh dan berkurangnya lahan pertanian, merupakan salah satu faktor penghambat pencapaian produksi pertanian," pungkasnya.
(Nd)