SUARA CIANJUR | SINDANG BARANG - Beredar rumor di media sosial yang menyebutkan arus ombak laut cianjur selatan meningkat, bahkan akun yang mengunggah penomena alam tersebut menggambarkan ada beberapa perahu nelayan yang terbalik diterjang arus ombak besar.
Yang disampaikan dalam unggahan tak berbanding lurus dengan keadaan sebenarnya, faktanya ombak besar di laut merupakan penomena alam biasa.
Seperti yang disampaikan pasangan suami isteri pemilik warung kopi di pesisir pantai apra Sindangbarang cianjur, Aman dan Ida menyebutkan pasang surut air laut itu sudah biasa.
"Memang di bulan september kemarin terjadi pasang air laut hingga tembok penahan ombak," ujar Aman, Selasa (29/10/2024).
"Tapi hal biasa dan tidak menyebabkan korban jiwa, pasang surut air lautmah biasa kang," timpal Ida isterinya Aman.
Kemudian saat di singgung akibat dari pasangnya air laut, isunya ada beberapa perahu nelayan yang terbalik.
"Enggak ada perahu yang terbalik karena di terjang ombak besar, kalaupun ada biasanya faktor error mesin, ataupun human error, seperti mesin perahunya mati ataupun awak perahunya tertidur hingga perahunya terseret ke bibir pantai, karena mereka lupa melepas jangkar," ungkapnya.
Ia pun menjelaskan, tiga bulan yang lalu saat di gelar acara MTQ ada beberapa santri yang memaksakan berenang meski ombak lagi besar.
"Imbasnya seorang santri terseret ombak, padahal sebelumnya sudah di peringatkan jangan berenang," jelasnya.
"Iya, pada intinya pasang surut air laut itu biasa, merupakan penomena alam yang normal, tidak membahayakan, namun tetap kita harus hati hati, kalaupun ada potensi tsunami biasanya ada petugas dari basarnas dan kepolisian yang memberitahu kami sebagai warga pesisir," pungkasnya.
(Ark)