Terkait Jebolnya Dinding Penangkaran Buaya, Begini Kata Lurah Sayang

suaracianjur.com
Oktober 03, 2024 | 19:16 WIB Last Updated 2024-10-03T12:25:50Z
Foto: Dok. SC. Lurah Kelurahan Sayang Wiji Eko Pambudhi, S.STP., MM.,saat diwawancarai awak media Suara Cianjur 

SUARA CIANJUR | CIANJUR - Kami tidak bisa memastikan diluaran sana, apakah masih ada atau tidaknya buaya yang kabur dari penangkaran.

Hal tersebut disampaikan Lurah Kelurahan Sayang Wiji Eko Pambudhi, S.STP., MM., saat diwawancarai awak media Suara Cianjur diruang kerjanya, terkait Jebolnya dinding penangkaran Buaya yang ada di wilayah kerjanya Jl.Perintis Kemerdekaan Kp. Gunungcalung Kelurahan Sayang Kabupaten Cianjur.

"Kami dari pihak Kelurahan, Babinsa, Bhabinmas, tidak bisa memastikan buaya yang keluar dari penangkaran masih ada atau tidaknya, posisi kami tadi siang bersama petugas damkar terus melakukan penyisiran pasca jebolnya dinding tanggul tpt tersebut," jelas Eko Kamis (3/10/2024).

"Keadaanya pada saat itu turun hujan deras, kemudian terjadi arus besar di sungai kecil itu, sehingga terjadi pengikisan pondasi dinding yang mengakibatkan jebolnya dinding penangkaran buaya," ungkapnya.

Sambung Eko, penyisiran kami dilokasi terkendala oleh rumput ilalang, karena dilokasi sekitaran penangkaran banyak ditumbuhi rumput ilalang yang lumayan tinggi.

"Yang ditakutkan diantara rumput ilalang masih ada buaya," ucapnya.

Lanjut Eko; "Sampai saat ini belum ada laporan terkait temuan baru," kata Eko.

Kemudian saat disinggung media, penangkaran buaya yang ada di wilayah kerja kelurahan sayang, apakah untuk pemenuhan kebutuhan industri berbahan dasar kulit buaya.
Foto: Dok.SC. 2 ekor buaya berukuran yang berhasil ditangkap kembali di areal pesawahan yang dekat dengan pemukiman warga 

"Seingat saya Mr N memiliki banyak peternakan ayam, dan jika ada ayam yang mati kemudian di jadikan pakan buaya, jangan sampai bangkai ayam diperjual belikan," tuturnya.

"Lebih jelasnya Mr.N ini memelihara buaya untuk solusi penanganan limbah bangkai ayam, jangan sampai bangkai ayam diambil oknum untuk diperjual belikan kembali, seperti kasus penjualan ayam tiren," urai Eko Lurah Sayang.

Lebih lanjut Eko menjelaskan, statusnya saat ini buaya buaya tersebut kewenangan dan kepemilikannya dibawah pengawasan BKSDA.

"Untuk sementara kemungkinan BKSDA kekurangan personel dalam hal penanganan atau evakuasi buaya dari tempat tersebut, makanya dititipkan ditempat Mr N," bebernya.

"Yang tercatat didata jumlah buaya ada 80 ekor, didalam laporan berita acara," jelas Eko.

Kembali awak media mempertanyakan, ada berapa ekor buaya yang kabur dari penangkaran pasca jebolnya dinding kolam penangkaran.

"Untuk sementara yang dilaporkan baru 2 ekor, dan kami belum tahu berapa berapanya yang kabur dari penangkaran, namun demikian kami tetap melakukan penyisiran," paparnya.

Selanjutnya Eko, kembali menjelaskan, peristiwanya terjadi pada pukul 20.00 WIB, saat itu ada laporan dari warga ke Babinsa, kemudian melaporkan kembali ke saya ada 2 ekor buaya yang kabur dari penangkaran.

"Selanjutnya kami menghimbau kepada masyarakat agar waspada dan hati hati, malam itu juga dilaksanakan ronda malam, paginya gabungan petugas dibantu masyarakat setempat melaksanakan penangkapan," katanya.

"Posisi buaya saat akan ditangkap ada di areal pesawahan dekat dengan pemukiman warga, yang pertama menemukan keberadaan buaya dilokasi tersebut adalah warga yang hendak mandi," pungkasnya.

(Ark)
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Terkait Jebolnya Dinding Penangkaran Buaya, Begini Kata Lurah Sayang

Trending Now

Iklan