SUARA CIANJUR | CIANJUR - Menanggapi viralnya pemberitaan Perumahan Bumi Mutiara Indah BMI- 7 di salah satu media online, Agraria Institute berencana akan terjun langsung ke sukabumi, tepatnya di Desa Babakanpari Kecamatan Cidahu Kabupaten Sukabumi.
Dalam pemberitaan Patroli Sukabumi salah satu media online yang terbit pada tanggal (4/12/2024) pihak pengembang yang pada saat itu sedang melakukan aktivitas cut and fill untuk lahan fasos fasum, diduga telah merubah jalur air, sehingga sungai yang tadinya lebar berkurang hingga 50%.
Masih di pemberitaan Patroli Sukabumi edisi tanggal (9/12/2024), dalam pemberitaan menerangkan bahwa pihak management diduga belum mengantongi PBG serta permasalahan LSD.
Atas temuan dalam bentuk pemberitaan dan informasi dari berbagai sumber. Tim Agraria Institute di pimpin langsung Direktur (Dede Firman Karim) berencana akan terjun ke lokasi.
Ditemui awak media di kediaman nya. Pimpinan lembaga yang Fokus mengawasi Pertanahan dan Tataruang tersebut, mengatakan.
"Setelah menyimak dan mendalami pemberitaan di salah satu media online, serta informasi dari berbagai elemen masyarakat Sukabumi, kita berencana akan terjun langsung ke lokasi," ujarnya, Sabtu (14/12/2024).
"Tim sudah kami siapkan, salah satunya dari aliansi pertanahan dan tataruang (petarung)," imbuhnya.
Ia juga mengatakan; "Geografis Sukabumi dan Cianjur tak jauh beda, banyak lahan sawah yang di lindungi yang kemudian berubah fungsi," ungkapnya.
"Kami tidak anti perubahan maupun kemajuan, namun apakah perubahan itu membawa nilai positif, apakah perubahan zona sudah ketentuan, nah itu yang nanti akan kita pertanyakan kepada para pemangku kebijakan di Kabupaten Sukabumi," akunya.
"Kami mengendus ada kejanggalan dalam pendirian perumahan BMI-7, selain itu nanti akan ada banyak pertanyaan dari kami kepada para pemangku kebijakan di kabupaten sukabumi," pungkasnya.
(Ark)