Revolusi Digital di Kampus: Bagaimana Teknologi Merubah Cara Belajar Mahasiswa?

suaracianjur.com
Desember 09, 2024 | 20:47 WIB Last Updated 2024-12-09T13:52:14Z
Foto: Dok. (MAS/Net) Photo istimewa.

SUARA CIANJUR | JAKARTA - Sejak munculnya komputer dan internet, perkembangan teknologi digital dalam dunia pendidikan telah berubah. Di era digital, teknologi sangat dibutuhkan oleh semua orang, tidak ada hal yang tidak dapat dilakukan tanpa teknologi. Sudah jelas bahwa teknologi telah mengubah hampir semua aspek kehidupan. Teknologi telah menerobos batas-batas yang ada dan membawa perubahan besar dalam berbagai hal, seperti cara kita berkomunikasi, berbelanja, dan bekerja, teknologi juga telah mengubah cara kita belajar, tidak terkecuali dalam bidang pendidikan. Senin (9/12/2024).

Dahulu, belajar hanya terbatas pada ruang kelas dengan dosen sebagai sumber pengetahuan utama dan mahasiswa harus pergi ke perpustakaan untuk mencari referensi atau membaca buku-buku yang terbatas. Akses ke jutaan jurnal ilmiah, e-book, dan bahan ajar lainnya sekarang lebih mudah diakses, dan sumber daya seperti Google Scholar, JSTOR, dan ProQuest tersedia untuk semua orang. 

Dengan demikian, Mahasiswa sekarang dapat memperluas pengetahuan mereka dengan lebih cepat dan mudah. Proses belajar-mengajar di era baru ini telah mengalami perubahan besar lebih banyak orang dapat mengaksesnya, dan pembelajaran menjadi lebih interaktif dan menyenangkan. Banyak aspek kehidupan di era informasi telah diubah, termasuk cara mahasiswa belajar di kampus. Teknologi tidak hanya mengubah sumber daya dan alat pembelajaran, tetapi juga memengaruhi cara metode pembelajaran. 

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi bagaimana teknologi telah mengubah pendidikan dan cara kita belajar. mari kita lihat bagaimana revolusi digital telah membantu meningkatkan efektivitas dan kualitas pendidikan di dunia saat ini. 

Bersiaplah untuk merasakan bagaimana teknologi memainkan peran penting dalam membentuk pendidikan masa depan. Membuka Pintu Akses yang lebih luas untuk Pendidikan dalam era revolusi digital, pendidikan tidak lagi terbatas pada lingkup lokal. Berkat teknologi, akses terhadap pengetahuan menjadi lebih mudah dan merata.

Dampak Revolusi Digital 

Revolusi digital telah membawa dampak besar dalam dunia pendidikan, termasuk di lingkungan kampus. Teknologi kini menjadi bagian integral dari proses pembelajaran di perkuliahan. Salah satu tantangan terbesarnya adalah ketimpangan akses teknologi Tidak semua mahasiswa memiliki perangkat yang memadai, seperti laptop atau smartphone yang cukup canggih, serta koneksi internet yang stabil. 

Hal ini dapat menciptakan kesenjangan dalam partisipasi dan pencapaian akademik, terutama bagi mahasiswa yang berasal dari daerah terpencil atau kurang mampu. Beberapa kampus, terutama yang berada di wilayah dengan sumber daya terbatas, menghadapi kesulitan dalam menyediakan infrastruktur digital yang memadai. 

Pada konteks individu, perubahan sosial karena pandemi COVID-19 berkaitan dengan peran baru dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya,  Mahasiswa yang awalnya belajar langsung ke kampus bertemu dosen, karna ada COVID-19 penggantian sistem belajar ke arah daring selama masa pandemi, dikutip dari buku sosiologi (2020).

Keterbatasan ini dapat menghambat proses pembelajaran daring yang efisien dan Tidak semua mahasiswa atau dosen memiliki keterampilan digital yang memadai untuk memanfaatkan teknologi secara efektif. 

Beberapa dosen mungkin merasa kesulitan dalam mengadaptasi metode pengajaran baru berbasis teknologi, sementara mahasiswa juga harus belajar menggunakan berbagai platform dan alat digital yang berbeda. Kurangnya pelatihan digital dapat memperburuk perbedaan pemahaman dalam penggunaan teknologi dalam pendidikan. 

Revolusi digital dalam kampus bukan sekadar serangkaian peristiwa terpisah, melainkan sebuah jaringan kompleks yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain.

Revolusi digital dalam kampus bukan sekadar serangkaian peristiwa terpisah, melainkan sebuah jaringan kompleks yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain. 

Setiap perubahan dalam satu aspek akan berimplikasi pada aspek lainnya, menciptakan sebuah ekosistem pembelajaran yang dinamis dan terus berkembang. Selain itu, ada kekhawatiran tentang bagaimana penggunaan teknologi yang berlebihan dapat mempengaruhi kesehatan mental dan fisik siswa. Misalnya, terlalu banyak waktu layar dapat menyebabkan masalah seperti kelelahan mata, kurangnya aktivitas fisik, dan gangguan tidur. Oleh karena itu, penting bagi pendidik dan orang tua untuk memantau penggunaan teknologi dan memastikan bahwa mahasiswa tetap menjalani gaya hidup yang seimbang.

Transformasi Metode Pembelajaran 

Teknologi tidak hanya memperluas akses pendidikan, tetapi juga mengubah metode pembelajaran itu sendiri. 

Salah satu perubahan terbesar adalah pergeseran dari pembelajaran pasif ke pembelajaran aktif dan kolaboratif. Dalam model tradisional, Dosen berperan sebagai pusat pengetahuan, sementara mahasiswa berperan sebagai penerima pasif. Namun, dengan teknologi, mahasiswa kini dapat mengambil peran lebih aktif dalam proses pembelajaran. 

Teknologi memungkinkan penerapan model pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) dan pembelajaran yang dipersonalisasi (personalized learning). 

Dengan bantuan perangkat lunak pendidikan yang adaptif, mahasiswa dapat belajar sesuai dengan kecepatan dan gaya belajar mereka masing-masing. Sebagai contoh, platform seperti Duolingo memungkinkan mahasiswa untuk mempelajari bahasa asing dengan cara yang disesuaikan dengan tingkat keterampilan mereka, memberikan umpan balik yang langsung, dan memperbaiki kesalahan mereka secara real-time. Selain itu, analitik data memungkinkan untuk memantau kemajuan mahasiswa secara real-time dan mengidentifikasi area di mana memerlukan bantuan tambahan. 

Dengan data ini, Dosen dapat membuat keputusan yang lebih baik tentang cara mengajar dan memberikan dukungan yang lebih tepat sasaran. AI juga digunakan dalam pengembangan asisten pengajaran virtual yang dapat membantu mahasiswa menjawab pertanyaan atau memberikan penjelasan tambahan di luar jam belajar formal.

Pembelajaran Kolaboratif dan Jaringan Global

Teknologi juga telah mendorong munculnya model pembelajaran kolaboratif di mana mahasiswa dari berbagai belahan dunia dapat bekerja sama dalam proyek atau tugas. Alat kolaboratif seperti Google Docs, Google Classroom, dan Trello memungkinkan mahasiswa untuk berbagi ide, bekerja secara bersamaan, dan mengelola proyek bersama tanpa harus bertemu secara fisik. Ini tidak hanya memperluas wawasan mahasiswa tetapi juga mengajarkan keterampilan kerja tim yang sangat berharga di dunia kerja. 

Jaringan global yang didukung teknologi juga telah memungkinkan pertukaran budaya dan ide yang lebih luas. Mahasiswa dapat berpartisipasi dalam program pertukaran virtual atau mengikuti kelas yang diajarkan oleh instruktur dari negara lain. Ini membantu mereka memahami perspektif global dan meningkatkan toleransi serta pemahaman lintas budaya dan negara. 

Namun, untuk mencapai potensi penuh dari kedua konsep ini, perguruan tinggi perlu mengatasi tantangan yang ada, seperti akses teknologi, pelatihan keterampilan digital, dan pengelolaan keragaman budaya.

Melihat dampak luar biasa kemajuan teknologi dalam pendidikan, kita menyadari bahwa dunia pembelajaran telah mengalami transformasi yang signifikan. 

Implikasi teknologi tidak hanya mengubah cara kita belajar dan mengajar, tetapi juga membawa peluang baru yang tak terhitung jumlahnya. Meskipun ada keuntungan dan risiko yang melekat dalam pendidikan teknologi, perlu diakui bahwa teknologi adalah kunci untuk membuka pintu menuju pendidikan yang lebih baik dan relevan. 

Teknologi dalam pembelajaran dalam era digital membawa peluang besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran. Tetapi, juga memiliki tantangan yang harus dihadapi, seperti kesenjangan digital dan kebutuhan pelatihan. Dengan persiapan yang tepat dan pengembangan profesional yang sesuai untuk para pendidik, teknologi dapat membuka potensi penuh untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia.

Rancangan kurikulum Transformasi digital harus segera dipersiapkan perguruan tinggi, dengan ujungnya adalah sukses survive dari kompetisi yang ketat atau terlambat. Strategi transformasi digital dimulai dari mempersiapkan SDM dan kultur yang baik, lalu persiapan data dan teknologi untuk bertransformasi. 

Transformasi digital harus segera disiapkan perguruan tinggi, dengan ujungnya adalah sukses survive dari kompetisi yang ketat atau terlambat. Transformasi digital membutuhkan pemimpin yang dapat membentuk karakter dan kultur bekerja yang baik, kreatif, inovatif, serta kompetitif dengan dukungan teknologi yang sesuai. 

Hal tersebut salah satunya dapat dicapai dengan cara mengoptimalisasi penggunaan teknologi (termasuk AI dan data science) sebagai alat bantu pendidikan yang diharapkan mampu menghasilkan output yang dapat mengikuti perubahan kondisi zaman. 

Pemerintah melalui Kemendikbud perlu segera mempersiapkan rancangan kurikulum untuk mengantisipasi pekerjaan masa depan yang belum dikenal saat ini serta pendidikan masa depan yang diinginkan oleh generasi muda kita serta orangtua. (Widodo Budiharto, Profesor Artificial Intelligence, Universitas Binus, Jakarta).
 
Muhammad Arif Saputra


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Revolusi Digital di Kampus: Bagaimana Teknologi Merubah Cara Belajar Mahasiswa?

Trending Now

Iklan