SUARA CIANJUR | CUGENANG - Dikutip dari laman BMKG, puncak musim hujan di wilayah Indonesia bagian barat, pada tahun 2024 terjadi pada bulan November- Desember 2024, sedangkan di tahun 2025 puncaknya di Bulan Januari- Februari. Selasa (7/1/2025).
Hal tersebut bisa memicu terjadinya banjir maupun longsor, hingga berpotensi terjadi abrasi terkikis arus air hujan, seperti yang terjadi di Kp. Cirumput RT. 05/04 Desa Cirumput Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur, dampak dari intensitas curah hujan yang cukup tinggi menyebabkan salah satu dinding tembok penahan air pemandian ledeng cirumput jebol, airnya tumpah ke sungai dan lahan pesawahan warga.
Peristiwa tersebut terjadi pada hari Senin, 6 Januari 2025 sekitar pukul 17.30 Wib. Harun (67) warga setempat mengatakan.
" Semaleman turun hujan cukup gede, dan durasinya juga lama juga, dari pukul 14.00 Wib hingga malem, pertama terjadi longsor bantaran sungai sehingga terjadi penyumbatan arus sungai, dampaknya air meluap dan menggerus dinding TPT kolam pemandian, dan terjadilah ambrolnya dinding tembok penahan air," ungkap Harun kepada awak media suara cianjur.
" Longsor tebing sungai terjadi pada pukul 17.30 Wib, setengah geneupan lah," Imbuhnya dalam logat Sundanya yang kental.
Ia juga mengatakan, saya warga asli sini, dan saya sangat mengenal kondisi alam maupun manusianya di sekitar sini.
" Pas kejadian kebetulan saya sedang berada dilokasi, bahkan tadi selain dari pengurus kolam wisata ledeng, saya pun melihat orang orang PDAM terjun ke lapangan," bebernya.
Foto: Dok. (Ark/SC) Photo screenshot diambil dari video yang beredar di group WhatsApp, video tersebut diunggah pada saat kejadian, Senin, 6 Januari 2025. |
Masih dilokasi yang sama, Pemilik Wisata kolam pemandian Haji Badi menuturkan, bahwa dinding TPT yang jebol merupakan dinding kolam yang baru di bangunnya.
" Yang jebol itu rencananya di peruntukan untuk kolam ikan, belum dipake apa-apa masih kosong, bahkan masih dalam tahap mau pasang keramik, sebetulnya kejadian ini sudah beberapa kali," tuturnya.
Disinggung awak media berapa kerugian Pa Haji Badi dampak dari peristiwa tersebut.
" Kalau kerugian belum bisa di prediksi, tapi kalau di kira-kiramah mungkin di angka 75 jutaan lah," jawabnya.
Kemudian saat ditanya kapan memperbaiki kolam wisata pemandian.
" Nanti saja kalau sudah punya duit, yang terpentingmah ngangkatin dulu material temok yang jatuh ke tanah orang, kalau ada uang secepatnya diperbaiki, kalau tidakmah gampanglah," ucapnya sambil tertawa.
(Ojoy)