SUARA CIANJUR | CIANJUR - Dikutip dari link www.nukbb.or.id Jika fokus dan terpaku kepada madzhab syafi'i ketika menjumpai masalah lupa niat di malam harinya, maka akan menemukan jalan buntu, tidak ada alternatif yang bisa menolong untuk menyelamatkan puasanya, sehingga akan mengalami tiga kerugian yaitu :
1. Tidak sah puasanya
2. Tetap saja wajib menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa, karena untuk menghormati waktunya puasa
3. Wajib mengkodlo puasa di luar bulan romadlan, karena niat puasa menurut madzhab syafi'i harus dilakukan setiap malam untuk setiap harinya secara berulang-ulang dari mulai awal romadlon sampai akhir ramadlan, tidak bisa untuk lebih dari satu hari, karena ibadah puasa setiap harinya merupakan ibadah yang mandiri.
Oleh karena itu solusinya ada dua yaitu:
1. Para ulama fuqoha di kalangan madzhab syafi'i menganjurkan supaya taqlid kepada imam anas bin malik ( pindah madzhab kepada madzhab imam malik ) bahkan syeikh muhamad Nawawi banten di dalam kitab " Nihayatuzzain " mensunatkan niat untuk satu bulan dengan taklid kepada imam maliki untuk sekedar jaga - jaga, jika suatu malam ada yang lupa tidak niat puasa, maka puasa di keesokan harinnya tetap sah dan tidak perlu mengkodlo puasanya lagi, karena menurut madzhab imam malik niat puasa tidak harus dilakukan setiap malam untuk setiap harinya, akan tetapi bisa dengan hanya satu kali niat untuk satu bulan romadlon
Namun, niatnya harus dilakukan pada malam pertama bulan romadlon, dengan sarat harus niat taklid kepada imam malik di dalam hati. Jika tidak niat taklid kepada imam malik di dalam hati, maka puasanya tidak sah (haram hukumnya mengikuti madzhab yang lain tanpa niat taklid), karena melakukan ibadah yang rusak.
Walaupun sudah melakukan niat untuk satu bulan penuh di awal bulan romadlon, dengan taklid kepada imam malik, tetap saja wajib niat puasa setiap malam untuk setiap harinya, namun jika ternyata ada yang lupa niat di malam harinya, maka puasa pada hari esoknya itu tetap sah.
Tarsyihul mustafidin hal : 159
قال شيخنا لكن ينبغي ذلك ليحصل له صوم اليوم الذي نسي النية فيه عند مالك كما تسن له اول اليوم الذي نسيها فيه ليحصل له صومه عند ابي حنيفة وواضح ان محله ان قلد والا كان متلبسا بعبادة فاسدة في اعتقاده
2. Kemudian solusi yang ke dua yaitu sunah pindah ke madzhab imam abu hanifah bagi seseorang yang tidak niat untuk satu bulan di malam pertama bulan romadlon ( tidak taklid kepada madzhab imam malik ) kemudian suatu hari dia lupa tidak niat di malam harinya, ketika sadar dan ingat di pagi harinya atau siang harinya, maka dia bisa langsung niat taklid kepada imam abu hanifah lalu berniat puasa, maka puasanya masih bisa tertolong, tetap sah dan tidak perlu mengkodlo puasanya di luar bulan romadlon.
Para ulama mujtahid yang empat yaitu: Abu hanifah, malik, syafii, hanbali, sudah sepakat mengenai niat puasa harus dilakukan di malam hari, dari mulai terbenamnya matahari waktu magrib sampai terbitnya fajar menjelang waktu subuh, hanya saja imam hanafi lebih leluasa lagi dimana kesempatan niat puasa bisa sampai kapada setengah siang hari yaitu sampai sebelum tergelincirnya matahari ( sebelum masuk waktu zuhur) dengan syarat belum melakukan hal- hal yang bisa membatalkan puasa seperti makan, minum, bersetubuh dll di pagi harinya, jika sudah masuk waktu zuhur / setelah tergelincirnya mata hari masih saja belum niat puasa juga, maka puasanya tidak sah menurut pendapat yang lebih sohih
( kaul asoh).
Fikih Shiyam dokter Muhamad Hasan Hitau hal : 40 - 41.
فذهب الحنفية الي ان اداء رمضان والنذر المعين يجوز بنية من النهار قبل الزوال ولا يشترط تقديم النية من الليل
فان زالت الشمس ولم يكن قد نوي فلا يصح صيامه كما انه لو نوي قبل الزوال الا انه كان قد اكل اول ا�
Niat puasa untuk satu bulan :
نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْر رَمَضَانِ هٰذِهِ السَّنَةِ تَقْلِيْدًا لِلْلاِمِ مَالِكِ فَرْضًا لِلٰهِ تَعَالٰي
Niat puasa setiap malam untuk setiap hari versi kitab fathul mu'in & hasyatul bajuri
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍّ عَنْ اَدَاءِ فَرْضِ رَمَضَانِ هٰذِهِ السّٖنَةِ اِيْمَانٌا وَاحْتِسَابٌا لِوَجْهِ اللّٰهِ الْكَرِيْمْ
Niat puasa di pagi atau siang hari versi imam hanafi, cukup hanya niat puasa tertentu saja, tanpa embel-embel kalimat yang lain :
نَوَيْتُ صَوْمَ رَمَضَانِ تَقْلِيْدًا لِلْاِمَامْ اَبِي حَنِيْفَةْ فَرْضًا لِلّٰهِ تَعٰالٰي
Mengikutkan kalimat, ada kalimat fardli ( niyatul fardliyah ), kalimat imanan wah tisaban, kalimat godin, hukumnya sunat tidak wajib, sehingga niat puasa yang pokok/ yang wajib sebagai berikut dibawah ini:
نَوَيْتُ صَوْمَ رَمَضَانِ لِلٰهِ تَعَالٰي
Referensi lainnya sebagai dalil pendukung :
قوله تنبيه اى كل ليلة عندنا كالحنابلة والحنفية وان اكتفى الحنفية بالنية نهارا لان كل يوم عبادة مستقلة ولذلك تعددت الكفارة بالوطء في كل يوم منه، ويندب ان ينوى اول ليلة صوم شهر رمضان او صوم رمضان كله لينفعه تقليد الامام مالك في يوم نسى النية فيه مثلا لانها عنده تكفى لجميع الشهر وعندنا لليلة الاولى فقط ( حاشية قليوبى وعميرة ج٢ص٦٧)
الثانية تجب النية كل يوم ،سواء رمضان وغيره وهذا لا خلاف فيه عندنا فلو نوى في اول ليلة من رمضان صوم الشهر كله لم تصح هذه النية لغير اليوم الاولى ( المجموع شرح المهذب ج٦ص ٣٠٣
وعند مالك انه يكفى نية صوم جمبع ااشهر في اول ليلة منه وللشافعى في ذلك لان لا نسي النية في ليلة فيختاج للقضاء البجوري ج١ص٢٨
Peringatan :
1. Pada malam pertama bulan romadlon, harus melakukan dua kali niat, niat puasa untuk setiap hari mengikuti madzhab syafi'i sebagaimana sudah maklum, kemudian ditambah niat untuk satu bulan mengikuti mazdhab imam malik, untuk jaga - jaga saja jika malamnya ada yang lupa tidak niat, maka puasanya tetap sah .
2. Waktu niat puasa romadlon menurut madzhab imam malik sama saja dengan madzhab - madzhab yang lainnya, hanya saja menurut madzhab imam malik, jika melakukan niat menjelang penghujung malam itu lebih utama dan lebih berhati- hati ( ahwath ).
3. Pindah madzhab harus mengikuti aturan - aturan madzhab yang bersangkutan, namun dalam aturan puasa secara gelobalnya sama semuanya, hanya ada perbedaan sedikit-sedikit terutama dalam hal pemetaannya.
4. Walaupun tidak prinsipil, mengenai harokat pada lafadz " romadlon " menurut ilmu nahwu ( kitab Al-fiyah ) bahwa isim ghoiru munshorif jika kemasukan Al atau diidlofatkan, dia bisa menerima harokat kasroh sebagai ciri jarnya
وَجُرَّ بِالْفَتْحِ مَالَمْ يَنْصَرِفْ مَالَمْ يُضَفْ اَوْ يَكُ بَعْدَ ال ردف
Maksudnya :
Isim ghoiru munsorif, bisa menerima harokat kasroh sebagai ciri jeernya, ketika disandarkan kepada lafazh yang lain ( susunan mudlof dan mudlof ilaihi ), atau beriringan setelah alif dan lam ( ال ).
Penulis: Kyai Jenal Ketua LBMNU KBB
Agus Prabu