Foto: Dok. (Indra/SC) Pembangunan Mck sumber anggaran dana desa tahun anggaran 2019, lokasinya jauh dari pemukiman warga, dan tidak dilengkapi fasilitas air, sehingga semenjak beres pembangunan, sampai saat ini belum pernah dipakai warga. |
SUARA CIANJUR | PACET - Salah satu tokoh masyarakat desa cipendawa kecamatan pacet, AM (42) menyebut proyek pembangunan mandi cuci kakus (MCK) yang bersumber dari anggaran dana desa (DD) tahun anggaran 2019 cipendawa, sama sekali tidak memberikan manfaat.
Menurutnya semenjak pembangunan MCK selesai dibangun, fasilitas umum yang terletak di Kp. Pacet Rt. 04/06 Desa Cipendawa Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur, sama sekali tidak pernah digunakan, pasalnya, selain lokasi MCK jauh dari pemukiman warga, juga tidak dilengkapi dengan fasilitas air.
" Alih-alih memberikan dampak positif, fasilitas ini justru terbengkalai selama bertahun-tahun. Kondisi ini memicu kekecewaan mendalam dari warga setempat, yang menilai proyek tersebut sama sekali tidak memberikan manfaat," ungkap AM kepada awak media suara cianjur, Kamis (27/2/2025).
" Fasilitas umum tersebut kini kondisinya sangat memprihatinkan, tidak terurus, bahkan belum pernah digunakan sejak selesai dibangun," imbuhnya.
Sambung AM, kami sebagai warga desa mempertanyakan fungsi serta pertimbangan perencanaan proyek tersebut, terutama lokasi MCK yang dinilai tidak strategis dan sangat jauh dari pemukiman. diperparah dengan ketiadaan akses air di area fasilitas tersebut, ini yang menjadi alasan utama mengapa bangunan itu tidak dapat digunakan.
" Lokasinya terlalu jauh dari rumah-rumah warga, airnya juga tidak ada di situ. Bagaimana kami bisa menggunakannya? fasilitas ini malah menjadi beban, bukan solusi," ungkap AM yang nampak kecewa melihat uang negara dihabiskan untuk proyek yang sia sia.
Ia juga menambahkan, seharusnya pemerintah desa dan pihak terkait melakukan perencanaan yang benar-benar matang. Kalau sejak awal lokasi dan aksesnya bermasalah, proyek ini tidak perlu dilanjutkan. Anggaran desa lebih baik digunakan untuk program lain yang benar-benar dirasakan manfaatnya oleh warga.
" Tidak mengherankan jika kemudian masyarakat mulai mempertanyakan proses perencanaan hingga penggunaan dana desa untuk pembangunan fasilitas umum tersebut," terangnya.
Lebih lanjut AM menilai adanya ketidakcermatan dalam alokasi anggaran dan minimnya koordinasi dengan warga saat menentukan lokasi fasilitas ini.
Foto: Dok. (Indra/SC) Mangkraknya pembangunan MKCK ini bukan hanya sekadar soal fasilitas yang tidak terpakai, tetapi menyangkut kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah desa, Transparansi pengelolaan anggaran menjadi kunci utama agar setiap rupiah yang dikeluarkan tidak terbuang sia-sia, Kamis (27/2/2025). |
" Warga berharap pemerintah desa segera merespon keresahan ini, beberapa usulan muncul dari masyarakat, seperti memindahkan fasilitas MCK ke lokasi yang lebih strategis atau melakukan pengadaan sumber air, agar fasilitas tersebut dapat dimanfaatkan.
" Kalau ada kemauan dari pemerintah desa untuk memperbaiki, pasti hal ini bisa diselesaikan, jangan sampai fasilitas ini hanya jadi tugu terbengkalai yang mengingatkan kita pada sebuah kegagalan," tandasnya.
Permasalahan ini menjadi sorotan terkait pengelolaan Dana Desa secara umum. Warga mendesak adanya evaluasi menyeluruh terhadap alokasi dan pelaksanaan proyek-proyek yang dibiayai oleh program dana tersebut.
" Masyarakat berharap program pembangunan desa tidak hanya berorientasi pada penghabisan anggaran, tetapi benar-benar berlandaskan pada kebutuhan dan kesejahteraan warga," harapnya.
Lanjut AM, peristiwa ini harus menjadi pelajaran penting, bahwa proses perencanaan pembangunan harus didasarkan pada kajian nyata di lapangan, ditambah dengan keterlibatan aktif masyarakat agar hasil yang dicapai sesuai dengan kebutuhan.
" Transparansi pengelolaan anggaran menjadi kunci utama agar setiap rupiah yang dikeluarkan tidak terbuang sia-sia, mangkraknya pembangunan MKCK ini bukan hanya sekadar soal fasilitas yang tidak terpakai, tetapi menyangkut kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah desa," tegasnya.
Terakhir AM menekankan, kini semua pihak menanti solusi nyata yang dapat diberikan oleh pemerintah desa cipendawa agar musyawarah dan kekeliruan seperti ini tidak kembali terjadi di masa depan.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak Kepala Desa Cipendawa maupun pihak-pihak yang terlibat dalam proyek ini belum memberikan penjelasan resmi terkait alasan di balik mangkraknya fasilitas tersebut, saat awak mendatangi kantor desa, kepala desa sedang tidak ada ditempat.
(Indra)