Cianjur Utara Rawan Bencana, Wabup Ramzi: Kita Akan Ambil Langkah Cepat Normalisasi Aliran Sungai

suaracianjur.com
Maret 07, 2025 | 01:47 WIB Last Updated 2025-03-06T18:54:02Z
Foto: Dok. (Indra/SC) Wakil Bupati Cianjur Ramzi Geys Thebe saat meninjau langsung ke lokasi banjir dan longsor di cianjur utara.

SUARA CIANJUR | PACET - Banjir dan longsor kembali melanda wilayah Desa Cipendawa, Kecamatan Pacet, tepatnya di Kampung Guntur. Tiga faktor utama yang menjadi penyebab terjadinya bencana adalah berkurangnya tutupan pohon, cuaca ekstrem, dan kondisi topografis Daerah Aliran Sungai (DAS) yang terdegradasi. Hal ini menjadi perhatian serius Pemerintah Daerah, termasuk Wakil Bupati Cianjur, Abi Ramzi, yang langsung turun ke lokasi pada Kamis, 6 Maret 2025.

Penurunan tutupan pohon berdampak signifikan terhadap keseimbangan hidrologis DAS. Pohon dan vegetasi memiliki peran esensial dalam membantu tanah menyerap air dengan baik. Struktur akar pohon mampu menahan tanah serta mempermudah infiltrasi air ke dalam lapisan tanah. 

Namun, degradasi tutupan pohon menyebabkan tanah menjadi keras dan kehilangan kemampuannya dalam menyerap air. Akibatnya, air hujan yang seharusnya terserap malah berubah menjadi aliran permukaan, memicu banjir dan erosi tanah. Penurunan kapasitas serapan ini menjadi salah satu akar masalah yang sulit diabaikan.  

Wakil Bupati Cianjur, Abi Ramzi, saat meninjau lokasi banjir di Kampung Guntur, langsung berdialog dengan warga terdampak. Dalam wawancaranya dengan awak media, Abi menjelaskan bahwa salah satu tantangan besar adalah bangunan-bangunan yang berdiri di area rawan bencana tanpa aturan yang jelas. 

" Bangunan-bangunan ini melanggar aturan, tetapi masalahnya bukan sekadar mencabut mereka begitu saja. Sebagian besar dari mereka sudah tinggal di situ selama puluhan tahun. Pendekatan kita harus terarah, melibatkan semua elemen, mulai dari RT, RW, hingga pihak desa dan kecamatan," terangnya kepada awak media suara cianjur Kamis (6/3/2025).

Abi juga mengapresiasi salah satu warga yang telah setuju untuk direlokasi. Namun, ia menyoroti kompleksitas persoalan ini, termasuk keberadaan aset tak bertuan milik pihak luar cianjur yang selama puluhan tahun diduduki warga setempat, tanpa kejelasan status. 

" Banyak aset yang ditinggalkan begitu saja oleh pemiliknya dari luar cipanas. Jika memang masih dianggap aset, mohon dikelola dengan baik, termasuk membayar pajak. Kalau tidak, harus ada solusi yang sesuai agar masyarakat setempat bisa tinggal dengan hak yang jelas," tegas Abi.

Salah satu langkah cepat yang disepakati pemerintah adalah melakukan normalisasi sungai di area terdampak. 

" Kondisi sungai di sini sudah tidak ideal. Sungainya berkelok-kelok, dengan beberapa rumah berdiri tepat di pinggir sungai. Ini membuat debit air yang besar tidak bisa mengalir lancar ketika hujan lebat," jelas Abi. 

Tambahnya, normalisasi akan dilakukan dengan merapikan aliran sungai serta memperkuat area di sekitar bantaran agar tidak lagi menjadi sumber longsor.  
Foto: Dok. (Indra/SC) Pemukiman warga yang berada di bantaran sungai.

Terkait warga yang tinggal di lokasi rawan bencana, Abi menyatakan bahwa relokasi adalah solusi ideal untuk keselamatan mereka. Namun, proses ini tidak bisa dilakukan sembarangan. 

" Relokasi bukan hanya memindahkan rumah. Warga harus diberikan tempat tinggal yang layak, dengan infrastruktur yang memastikan kenyamanan dan keamanan mereka," ujarnya.

Abi juga menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat, khususnya mereka yang tinggal di kawasan berisiko tinggi. Ia menghimbau semua pihak untuk bersama-sama mensosialisasikan pentingnya pengelolaan lingkungan demi mengurangi risiko bencana. 

" Realitanya, kita tidak bisa menghindari hujan. Tetapi, kita bisa mengelola air dengan baik agar tidak menjadi bencana. Jika kondisi ini dibiarkan tanpa perubahan, maka selamat menikmati masalah yang akan terus datang," katanya dengan nada tegas.

Kasus ini mempertegas perlunya peningkatan pengawasan terhadap pemanfaatan DAS dan perencanaan tata ruang yang berorientasi pada mitigasi bencana. 

Upaya pemerintah, seperti normalisasi sungai, perbaikan tata ruang, serta kampanye kesadaran lingkungan, harus mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat.

Sambung Abi, pada akhirnya, menjaga ekosistem DAS bukan hanya soal menanggulangi dampak bencana, tetapi menjadi langkah strategis untuk memastikan masa depan yang lebih aman dan lestari.

(Indra)


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Cianjur Utara Rawan Bencana, Wabup Ramzi: Kita Akan Ambil Langkah Cepat Normalisasi Aliran Sungai

Trending Now

Iklan