Foto: Dok. (Hasanudin/SC) Santri laki- laki nampak khidmat mengikuti kegiatan Pasaran kitab atau Kajian Ilmu. |
SUARA CIANJUR | CILAKU - Kitab Suci Al- Qur'an menjadi sumber segala ilmu pengetahuan di pondok pesantren, selain Al- Qur'an ada kitab- kitab lainnya yang menjadi sumber literasi/rujukan dalam sistem pendidikan keagamaan Islam, terutama di pondok- pondok pesantren.
Kitab yang sering di kaji di pesantren diantaranya kitab kuning, kitab-kitab fiqh, ushul fiqh, tasawuf, tafsir, tauhid, nahwu, balagah dan lain sebagainya yang dikarang oleh para ulama-ulama besar abad terdahulu sebagai rujukan pengetahuan di pesantren.
Dibulan Suci Ramadhan 1446 Hijriah Pondok Pesantren Nurul Hidayah Al- Khodijiyyah yang berada di Jalan Rancagoong, Cilaku, Rancagoong, Kec. Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menggelar kegiatan Pasaran Kitab (Kajian Kitab) untuk menjaga tradisi literasi keislaman, supaya mampu tetap bertahan ditengah hiruk pikuk moderenisasi, sebab ia memiliki khazanah keilmuan yang sangat luas.
Pasaran kitab merupakan sebuah kegiatan khusus yang diikuti oleh para santri untuk mendalami ilmu agama secara intensif. Tradisi ini tidak hanya menjadi ajang menuntut ilmu, tetapi juga momentum untuk memperkuat pemahaman keislaman serta mempererat hubungan antara guru dan santri.
Suasana di pondok tampak lebih hidup dari biasanya. Para santri duduk bersila di serambi masjid, membuka kitab kuning yang menjadi pegangan dalam kajian. Dengan penuh perhatian, mereka menyimak penjelasan dari para kiai dan ustaz yang membedah makna serta hikmah dari teks-teks klasik.
Beberapa kitab yang dikaji dalam pasaran kali ini mencakup berbagai disiplin ilmu, mulai dari fiqih, tauhid, hingga tasawuf. Menurut Ust. Fikri Ainal Yakin Rois Pondok Pesantren Nurul Hidayah Al- Khodijiyyah, pasaran kitab bukan hanya sekadar kegiatan belajar, tetapi juga bagian dari tradisi pesantren yang telah diwariskan secara turun-temurun.
" Pasaran kitab ini adalah wujud kecintaan pesantren terhadap ilmu. Di bulan Ramadan, santri memiliki kesempatan untuk lebih fokus dalam belajar, tanpa terganggu oleh aktivitas lain seperti di luar bulan Ramadan, Ini adalah waktu yang sangat berharga untuk menambah wawasan dan memperdalam pemahaman agama," ungkapnya, Rabu (5/3/2025).
Kegiatan pasaran ini menarik perhatian banyak pihak, salah satunya santri, Ilham Romli (21), mengungkapkan kebahagiaannya bisa mengikuti pasaran kitab tahun ini.
" Saya merasa sangat beruntung bisa belajar langsung dari para kiai dan ustaz. Setiap Ramadan selalu menjadi momen spesial untuk mendalami kitab-kitab klasik yang menjadi pedoman umat Islam," akunya kepada awak media.
Selain kajian kitab, Pondok Pesantren Nurul Hidayah Al Khodijiyyah juga mengadakan berbagai kegiatan lain seperti tadarus Al-Qur’an, shalat Tarawih berjamaah, serta doa bersama. Semua kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan mempererat ukhuwah Islamiyah.
Dengan semangat belajar yang tinggi dan bimbingan dari para dewan pengajar, pasaran kitab di Pondok Pesantren Nurul Hidayah Al Khodijiyyah menjadi bukti bahwa tradisi keilmuan Islam tetap hidup dan berkembang. Kegiatan ini diharapkan dapat terus berjalan setiap tahun, menjadi bagian dari upaya menjaga warisan ilmu yang telah ada sejak zaman para ulama terdahulu.
(Hasanudin)