Sepi Selama Ramadhan, Pedagang Pasar Cipanas Bertahan Ditengah Gempuran Pedagang Online

suaracianjur.com
Maret 31, 2025 | 11:26 WIB Last Updated 2025-03-31T04:30:34Z
Foto: Dok. (Indra/SC) Nampak pengunjung di pasar cipanas sepi, bahkan hingga malam takbiran (30/3/2025).

SUARA CIANJUR | CIPANAS RAYA - Bulan suci Ramadhan yang biasanya membawa keberkahan dan peningkatan omzet penjualan bagi para pedagang tradisional, justru di Idul Fitri 1446 menjadi tantangan berat bagi para pedagang di pasar cipanas. Senin (31/3/2025).

Para pedagang pakaian, kosmetik, sepatu, dan barang-barang lainnya mengeluh sepinya pengunjung yang berdampak langsung pada menurunnya omzet mereka secara drastis. Persaingan dengan perdagangan berbasis online menjadi salah satu penyebab utama perubahan ini. 

Hal tersebut membawa kekhawatiran akan kelangsungan usaha mereka di tengah tingginya kebutuhan hidup dan semakin meningginya biaya operasional keseharian mereka. 

Riky, salah satu pedagang pakaian yang memiliki kios di lantai 2 Pasar Cipanas, mengungkapkan penurunan drastis penghasilannya. Saat ditemui oleh awak media suara cianjur, ia menceritakan kondisi kiosnya yang kini jauh berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.  

" Omzet kami benar-benar anjlok. Perbandingan dengan tahun-tahun sebelumnya sangat besar, bahkan bisa dibilang omzet kami turun hingga 75%," terangnya pada Minggu (30/3/2025).

Sambung Riky, tahun-tahun sebelumnya, biasanya mendekati lebaran menjadi masa-masa sibuk kami sebagai pedagang pakaian. Tapi sekarang berbeda, sepi sekali. Para pembeli banyak yang lebih memilih belanja online daripada datang ke pasar, dan kondisi seperti ini yang kami keluhkan.

Tambah Riky, hampir semua pedagang, baik yang menjual pakaian, sepatu, kosmetik, maupun produk lainnya, merasakan hal yang sama. Aktivitas kios menjadi jauh berkurang dibanding masa sibuk pada Ramadhan sebelumnya. Bahkan, ia mengaku pekerja di kiosnya yang biasanya sibuk melayani pembeli, sekarang lebih banyak duduk tanpa aktivitas.  

“ Biasanya saya punya tiga karyawan yang membantu melayani pembeli karena ramai sekali di momen seperti ini. Tapi sekarang, mereka justru sering menganggur karena pembelinya sangat sedikit. Ini situasi yang sangat berat bagi kami,” keluhnya.

Hal serupa disampaikan oleh Citra, seorang pedagang kosmetik yang berada di lantai 1 Pasar Cipanas. Ia menyebutkan bahwa kondisi saat ini jauh lebih sulit dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Penjualan produk kosmetiknya yang biasanya meningkat tajam saat menjelang lebaran, kini justru menurun drastis.  

“ Sekarang, saya bahkan tidak lagi mempekerjakan karyawan. Biasanya saya punya dua orang karyawan untuk membantu melayani pembeli," bebernya.

Sambung Citra, namun, karena kondisi pasar yang sepi, saya memutuskan untuk melayani sendiri guna mengurangi biaya operasional. Pembelian kosmetik yang dulunya menjadi kebutuhan utama menjelang lebaran, kini mulai digantikan oleh belanja kosmetik secara online.

Citra juga menceritakan beban berat lainnya yang ia tanggung, seperti biaya kontrakan tahunan kios dan berbagai pengeluaran lainnya yang kini sulit ditutupi akibat penurunan omzet yang terlalu signifikan.  

“ Belanja online benar-benar menjadi tantangan besar bagi kami yang bergantung pada penjualan langsung. Sebelumnya, kami sangat optimis menyambut Ramadhan karena kebutuhan masyarakat biasanya meningkat. Tapi sekarang kondisinya sangat jauh dari harapan," ungkapnya.

" Kami berharap ada perhatian dari pemerintah atau pihak terkait untuk membantu meringankan kesulitan yang kami alami," harapnya.

Tidak hanya Riky dan Citra, banyak pedagang lain di Pasar Cipanas yang merasakan dampak serupa. Beberapa dari mereka bahkan mulai mempertimbangkan untuk menutup kios karena terus mengalami kerugian. 

Perubahan kebiasaan belanja masyarakat yang kini lebih memilih platform digital menjadi tantangan besar bagi para pedagang pasar tradisional, yang sebagian besar belum siap beradaptasi dengan teknologi.  

Para pedagang berharap bahwa seiring berjalannya waktu, pembeli lokal akan kembali memilih pasar sebagai tempat utama untuk berbelanja, khususnya dalam memenuhi kebutuhan Ramadhan mereka.

Namun, melihat tren yang semakin beralih ke online, tantangan ini tampaknya tidak akan mudah dihadapi tanpa dukungan dan solusi konkret dari pihak yang berwenang. 

Meski demikian, suasana Pasar Cipanas yang kini sepi tetap menyisakan harapan kecil para pedagang untuk bisa terus bertahan, demi menghidupi keluarga dan melanjutkan usaha yang telah mereka jalankan bertahun-tahun.

(Indra)
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Sepi Selama Ramadhan, Pedagang Pasar Cipanas Bertahan Ditengah Gempuran Pedagang Online

Trending Now

Iklan