Foto: Dok. (Ark/SC) Direktur agraria institute Dede Firman Karim nampak sedang persentasi Pertanahan dan Tata Ruang di depan SKPD Kabupaten Bogor. |
SUARA CIANJUR | BOGOR - Menindaklanjuti surat Direktur Agraria Institute Nomor 003/SP-AI/IV/2025 prihal permohonan rekomendasi kegiatan edukasi administrasi pertanahan dan tata ruang, berdasarkan hal tersebut Pemerintah Kabupaten Bogor mengundang Agraria Institute untuk berdiskusi, sekaligus memaparkan rencana kegiatan edukasi administrasi pertanahan dan tata ruang.
Sebelumnya rencana tersebut sudah disampaikan secara langsung kepada Sekretaris Daerah Kabupaten Bogor oleh Direktur Agraria Institute, bahkan Sekda menyambut baik rencana edukasi yang digagas oleh Agraria Institute dan Protades Indonesia.
Hadir dalam diskusi Pertanahan dan Tata Ruang, Asisten Pemerintah dan kesejahteraan Rakyat pada Sekretariat Daerah, Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor I, Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor II, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Bogor, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan Kabupaten Bogor, Kepala DPMD, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Bogor, Kepala Bagian Tata Pemerintahan pada Sekretariat Daerah, Kepala Bagian Bantuan Hukum pada sekda, terakhir Direktur Agraria Institute dan Pendiri Protades Indonesia.
Ditanya awak media terkait latar belakang dari kegiatan edukasi tersebut, Dede Firman Karim Direktur Agraria Institute menjelaskan.
" Tujuan dari digelarnya diskusi dengan SKPD Kabupaten Bogor terkait permasalahan tanah dan tata ruang, ada 8 point penting." ucapnya Selasa (22/4/2025).
Foto: Dok. (Ark/SC) Diskusi pertanahan dan tataruang berlangsung di ruangan meeting DKPP Kabupaten Bogor. |
" Yang pertama mengupas tentang latar belakang, Tujuan Kegiatan, Sasaran utama, rangkaian kegiatan, waktu dan Tahapan, Mitra pendukung, indikator keberhasilan, dan yang terakhir penutup," sambungnya.
Terakhir Firman menekankan; " Tanah bukan sekedar lahan, ia adalah ruang hidup yang harus di jaga bersama, mari kita edukasi, digitalisasi, dan berdaulat atas ruang," pungkasnya.
Dalam diskusi dengan SKPD Kabupaten Bogor hal yang sama di sampaikan Pendiri Protades Indonesia, Juni Prayitno, ia memaparkan Pertanahan dan tata ruang secara digital.
Armon Bidang Pertanahan DKPP Kabupaten Bogor yang sekaligus bertindak sebagai moderator dalam diskusi pertanahan dan tata ruang dalam diskusinya dengan agraria Institute dan protades Indonesia sangat mendukung rencana edukasi pertanahan dan tata ruang kepada para kades Se- kabupaten Bogor.
Menurutnya edukasi pertanahan dan tata ruang bisa menambah pengetahuan para kepala desa dan membantu percepatan pelayanan tanah di tingkat desa, selain itu bertambahnya pengetahuan perangkat desa bisa meminimalisir konflik sengketa tanah.
Diskusi terus berlanjut hingga pukul 14.00 WIB. Tanya jawab terus berlangsung antara SKPD dengan tim edukasi pertanahan dan tata ruang dari agraria institute dan protades indonesia.
(Arkam)